Penemu bom atom adalah seseorang yang jenius namun pada akhirnya menyesali penemuannya sendiri. Bom atom adalah senjata peledak dengan daya ledak yang sangat besar yang dihasilkan dari pelepasan energi secara tiba-tiba atau fisi (membelah inti atom dengan inti-inti atom baru yang lebih ringan sambil melepaskan energi) dari inti elemen berat seperti plutonium atau uranium.
Sejarah Bom Atom
Beberapa hal kadang terjadi saling berkaitan meskipun tidak mempunyai tujuan awal yang sama. Begitu pula dalam proses penemuan bom atom. Berawal dari sebuah teori yang diungkapkan Albert Einstein, hingga pengembangan yang dilakukan oleh para fisikawan dimasanya.
Meskipun mengalami beberapa pengembangan dengan ilmuwan yang berbeda, Robert Oppenheimer ditetapkan sebagai penemu bom atom. Hal itu karena dialah yang menjadi pelopor akhir dan ilmuwan yang berhasil menemukan formula yang sempurna untuk membuat bom atom.
Penemu Bom Atom Dr. J. Robert Oppenheimer
Robert Oppenheimer ditugaskan untuk menyempurnakan bom atom di Los Alamos. Ia didesak supaya segera menyempurnakan Project Manhattan. Alasannya karena proyek itu telah menelan banyak biaya. Sekitar $ 2 milyar telah dikeluarkan untuk pengembangan bom atom. Hal itu terjadi hanya selama 4 tahun dari 1941-1945.
Angka itu bisa dianggap wajar jika menghitung orang yang dipekerjakan untuk proyek ini yang berjumlah 120.000 orang warga Amerika. Hasilnya, pada musim panas 1945 Oppenheimer telah siap menguji bom atom pertamanya. Pengujian dilaksanakan di Situs Trinity dekat Alamogordo, New Mexico. Semua ilmuwan dari proyek Manhattan dan Presiden saat itu, Presiden Truman diundang untuk menyaksikan uji coba ini.
Peran Tidak Langsung dari Albert Einstein
Siapa yang tidak tahu Albert Einstein. Seorang jenius yang membuat penemuan di banyak bidang terutama fisika. Ia memang tidak terlibat langsung dalam penciptaan bom atom. Namun salah satu teorinya menjadi landasan ditemukannya bom atom.
Albert Einstein mengemukakan sebuah teori yang dinamakan Teori Relativitas Khusus pada tahun 1905. Ia mengungkapkan bahwa energi yang sangat besar dapat dihasilkan dari sejumlah kecil materi. Sebuah teori yang sama dalam pelepasan energi bom atom. Einstein menyatakan persamaan E = mc2 (energi = massa dikali kecepatan cahaya kuadrat).
Namun tidak terlintas pembuatan bom atom ketika Albert Einstein mengungkapkan teori ini. Einstein saat itu bersikap tidak peduli terhadap perang yang terjadi. Namun ketika ia sadar bahwa Nazi bisa saja membuat bom dari teori realitivitas khusus yang ia kemukakan. Einstein kemudian takut jika Nazi menjatuhkan bom ke negaranya, Amerika.
Perubahan Pikiran dari Albert Einstein
Pada tahun 1939, komunitas ilmuwan dunia menyadari bahwa fisikawan Jerman telah mempelajari rahasia membelah atom uranium. Banyak orang khawatir Nazi akan memanfaatkan penemuan itu untuk membuat bom dengan daya ledak tinggi. Albert Einstein dan temannya Erico Fermi sepakat untuk memberi tahu presiden Amerika tentang bahaya atom jika di salah gunakan.
Albert Einstein kemudian menulis surat kepada Presiden Amerika saat itu, Presiden Roosevelt untuk segera melakukan pengembangan program penelitian atom. Roosevelt yang tidak tahu banyak tentang atom yang saat itu baru ditemukan kemudian menyetujui permintaan Einstein pada akhir 1941. Proyek pengembangan atom itu disebut Project Manhattan.
Proses Riset Bom Atom
Demi kesuksesan riset tentang bom atom, 3 universitas besar di Amerika dilibatkan. Universitas itu yakni Columbia University, University of Chicago, dan University of California untuk meneliti tentang perubahan reaksi nuklir. Albert Einstein tidak terlibat dalam proyek ini. Ia hanya sebatas orang yang menyarankan Presiden Roosevelt untuk meneliti atom.
Enrico Fermi yang merupakan ahli fisika dan teman dekat Einstein menjadi otak utama riset ini. Fermi juga yang mendorong Amerika untuk segera memulai proyek atom. Hasilnya, kucuran dana mengalir deras dan fasilitas nuklirpun dibangun di Oak Ridge, Tennessee dan Hanford, Wahington. Lokasi pabrik perakitan utamanya berada di Los Alamos, New Mexico.
Uji Coba Bom Atom Pertama
Pada uji coba yang dilakukan di New Mexico, bom atom tidak dijatuhkan dari pesawat. Bom tersebut ditempelkan pada menara dengan ketinggian 100 kaki. Waktu peledakan dijadwalkan sebelum fajar. Hasilnya, sebuah kilat yang menyilaukan terlihat sejauh 200 mil menerangi langit di pagi hari.
Awan jamur yang menjadi ciri khas bom atom terlihat dengan ketinggian mencapai 4.000 kaki. Dampaknya dapat dirasakan dengan getaran yang terjadi pada rumah penduduk dengan radius hingga 100 mil dari pusat ledakan. Sebuah kawah dengan diameter setengah mil menjadi bukti dahsyatnya ledakan itu.
Penemuan Bom Atom Pertama
Bom atom pertama dirancang selama Perang Dunia II di Los Alamos, New Mexico. Proyek pembuatan bom ini disebut proyek Manhattan. Los Alamos saat itu diresmikan sebagai tempat laboratorium ilmiah utama untuk merakit bom atom. Laboratorium itu diresmikan oleh Jenderal Leslie R. Groves sebagai pemeberi izin dan perintah langsung. Sedangkan fisikawan J. Robert Oppenheimer menjadi aktor utama pembuatan bom nuklir. Tempat itu diresmikan pada 25 November 1942.
Proyek pembuatan bom ini dinamakan proyek Manhattan dengan kode nama Project Y. Puncak riset bom atom terjadi pada 16 Juli 1945, sebuah bom yang diberi nama Gadget dengan bahan utama plutonium-239 berhasil diuji di sebuah padang pasir seluas 193 km di New Mexico.
Cara Kerja Bom Atom
Fisi (pengertian ada diatas) akan melepaskan sejumlah besar energi relatif terhadap komposisi yang digunakan. Ketika atom-atom telah terbagi, 1 kg uranium dapat melepaskan energi yang besarnya sama dengan 17.000 ton TNT. Bom atom kemudian meledak dengan mengeluarkan energi panas yang suhunya dapat mencapai jutaan derajat.
Energi panas yang dihasilkan dari ledakan bom atom bahkan dapat membuat tanah terbakar dan membakar sebuah kota kecil secara keseluruhan. Bom atom dapat memicu pergerakan udara, perubahan suhu, dan tekanan secara tiba-tiba dalam jumlah yang besar. Hal ini dapat menyedot debu dan tanah menjadi bola api. Awan ledakan yang berbentuk jamur merupakan salah satu karakteristik bom atom.
Bom Hiroshima Nagasaki
Sebuah bom atom dijatuhkan dari ketinggian 580 m di atas Hiroshima pada 6 Agustus 1945 melalui sebuah pesawat B-29 Bomber Enola Gay. Bom atom ini diberi nama Little Boy. Radiasi yang mematikan menyebar dengan cepat hingga radius 3 km dari garis luar ledakan. Ancaman radiasi terus mengintai hingga beberapa minggu setelah ledakan. Bahkan radiasi setelah ledakan itu dapat menyebabkan kanker. Ledakan itu tidak hanya membunuh banyak nyawa seketika, tapi juga mengancam secara diam-diam melalui radiasi yang ditimbulkan.
Bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima itu adalah bom atom pertama yang digunakan dalam peperangan. Uniknya, bahan utama yang digunakan tidak sama dengan saat uji coba. Ketika uji coba di New Mexico bahan utamanya adalah plutonium, sedangkan ketika dijatuhkan di Hiroshima menggunakan uranium.
Ledakan yang dihasilkan dari bom atom di Hiroshima menghasilkan daya ledak yang lebih besar dari 15.000 ton TNT. Ledakan itu menghancurkan 11,4 km persegi dari pusat ledakan dan menewaskan 70.000 orang seketika. Berselang 4 bulan dari ledakan, dilaporkan korban tewas karena radiasi lebih dari 30.000 orang. Bom intu juga menghancurkan lebih dari 60 persen bangunan di Hiroshima.
Bom Atom Nagasaki
Belum reda rasa kesedihan dan penderitaan warga Jepang dari bom Hiroshima. Bom atom selanjutnya dijatuhkan 500 m dari langit Nagasaki 3 hari setelah bom pertama, tepatnya pada 9 Agustus 1945.
Bom atom itu diberi nama Fat Man yang dijatuhkan dari pesawat B-29 Bomber Bookscar. Bom atom kedua ini menggunakan bahan yang sama dengan saat uji coba, yaitu plutonium. Daya ledak yang dihasilkan lebih besar dari bom atom di Hiroshima, kali ini setara dengan 21.000 ton TNT.
Meskipun daya ledaknya lebih besar, namun korbannya lebih sedikit yaitu sekitar 39.000 orang tewas seketika. hal itu karena struktur kota yang lebih kecil dan tidak sepadat Hiroshima. Bom atom Nagasaki juga membuat lebih dari 40 persen bangunan kota rusak parah. Bom kedua ini yang memicu Jepang langsung bernegosiasi dengan Amerika dan memutuskan untuk menyerah.
Perkembangan Bom Atom Setelah Hiroshima dan Nagasaki
Salah satu dampak dari dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki adalah mundurnya tentara Jepang dari tanah nusantara. Hal itu juga yang menjadi salah satu latar belakang kemerdekaan Indonesia. Ada banyak hal yang terjadi dengan bom atom setelah kejadian Hiroshima. Beberapa negara mulai mengembangkan bom atom mereka sendiri.
Hal ini terjadi setelah Perang Dunia II berakhir. Amerika Serikat kembali melakukan percobaan peledakan bom atom di Nevada dan Kepulauan Marshall. Beberapa tahun kemudian, Uni Soviet (sekarang Rusia) mulai melakukan uji coba pada tahun 1949.
Inggris kemudian mulai meneliti bom atom pada 1952. Delapan tahun kemudian, Perancis juga mulai membuat bom atom sendiri pada tahun 1960.
Negara Cina kemudian mulai melakukan riset tentang bom atom di tahun 1964. Dilanjutkan dengan India pada tahun 1974 dan Pakistan pada 1998. Korea Utara yang kini menjadi salah satu negara yang paling gencar menguji senjata nuklir mereka baru meneliti bom atom pada 2006.
Seiring dengan perkembangan zaman dan riset terhadap bom nuklir, kini muncul jenis bom baru yang dinamakan bom termonuklir. Perbedaannya adalah jika bom atom menggunakan fisi dari plutanium atau uranium untuk menghasilkan ledakan. Sedangkan bom termonuklir menggunakan fisi untuk memulai fusi (penggabungan 2 inti atom sambil melepaskan energi) yang akhirnya menghasilkan ledakan.
Penemu Bom Atom Menyesal
Beberapa tokoh penting yang berperan untuk terciptanya bom atom menyesali penemuan mereka. Hal ini didasari karena penggunaan bom atom tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Albert Einstein dan temannya Enrico Fermi menyesal telah mengingatkan Presiden Roosevelt untuk meneliti bom atom.
Begitu juga dengan Robert Oppenheimer yang tidak mengira bahwa bom buatannya akan digunakan untuk menghancurkan sebuah negara. Awalnya riset itu ia lakukan demi menjaga Amerika dari ancaman fisikawan Nazi yang meneliti perubahan sifat atom. Namun penemuannya justru disalah gunakan untuk kepentingan militer.